WelCome......

Corat-Coret...

Rabu, 13 April 2011

E.Coli

E.Coli

Superdomain: Phylogenetica

Filum: Proteobacteria

Kelas: Gamma Proteobacteria

Ordo: Enterobacteriales

Famili: Enterobacteriaceae

Genus: Escherichia

Spesies: Escherichia coli

1. KARAKTER (SIFAT-SIFAT FISIK)
Escherichia Coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan ukuran 1,1 – 1,5 µm × 2,0 – 6,0 µm.
Volume sel Escherichia Coli berkisar 0.6 - 0.7 µm3.
Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang (20-40)C, optimum pada 37C.
Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana.
Batang gram negatif.
Terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek.
Biasanya tidak berkapsul.
Tidak berspora.
Motil dengan flagelum peritrikus atau nonmotil.
Aerobik, non-aerobik fakultatif.
Penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Laktose difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas.
Dijumpai di dalam usus bagian bawah.
Kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51 mol %.
DAFTAR PUSTAKA Pelczar, Michael dan Chan. 1988. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI 2. Alih Bahasa: Ratna Siri Hadioetomo, dkk. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).


2. SUMBER (ASAL KONTAMINAN/POLUTAN)
Feses manusia
Dari jumlah feses yang dihasilkan setiap hari oleh manusia (100-150) gram, di dalamnya dapat terkandung sekitar 3 × 1011 (300 milyar)sel bakteri Escherichia Coli. Sehingga kehadiran bakteri Coli di dalam badan air diparalelkan dengan terjadinya kontaminasi materi fekal. Dengan kata lain, lebih tinggi kandungan bakteri Coli maka lebih kotor dan tidak memenuhi syarat keadaan air tersebut untuk kepentingan manusia, khususnya untuk air minum.
Urine hewan
DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, dkk. 2003. MIKROBIOLOGI, COMMON TEXTBOOK (EDISI REVISI), JICA. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.


3. REAKSI-REAKSI YANG RELEVAN (KARAKTER KIMIA)
Bakteri Escherichia Coli memfermentasi gula melalui piruvat menjadi asam format, laktat, asetat, dan suksinat. Sebagai hasil tambahan adalah CO2, H2, dan ethanol. Urutan reaksi untuk kehidupan anaerob yaitu Escherichia Coli adalah sebagai berikut:

Piruvat + CoA ↔ Asetil-CoA + Format (1)

Asetil-CoA + Pi ↔ CoA + Asetil P (2)

Asetil PO4 + ADP ↔ ATP + Asetat (3)

Konversi asam format ke CO2 dan H2 dikatalisasi oleh hidrogenlyase format, suatu enzim kompleks yang dapat bergerak, yang pembentukannya terhalangi oleh aerobiosis. Fermentasi oleh Escherichia Coli dikarakterisasi oleh produksi H2 dan CO2, dengan persamaan reaksi kimia sebagai berikut:

HCOOH → H2 + CO2

Sedangkan reaksi fermentasi keseluruhan glukosa oleh Escherichia Coli adalah senagai berikut:

2 Glukosa + H2O → 2 Laktat + Asetat + Etanol + 2 CO2 + 2 H2

Etanol yang diproduksi oleh Escherichia Coli berasal dari Acetyl-CoA lewat Asetaldehid dan reduksi subsekuensinya menghasilkan Asam Laktat lewat skema AMP.

DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, dkk. 2003. MIKROBIOLOGI, COMMON TEXTBOOK (EDISI REVISI), JICA. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.


4. PERUBAHAN-PERUBAHAN SPESIES (KARAKTER KIMIA)

DAFTAR PUSTAKA

5. PERPINDAHAN (JEJAK DI SISTEM & LINGKUNGAN AIR, UDARA, ATAU TANAH)
Escherichia Coli dipindahsebarkan dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan atau minuman (tetapi tidak selalu berkembang biak di situ).
Bakteri ini dapat tersebar melalui tanah dan air.
DAFTAR PUSTAKA Pelczar, Michael dan Chan. 1988. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI 2. Alih Bahasa: Ratna Siri Hadioetomo, dkk. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).


6. EFEK TOKSIKOLOGI
Walaupun Escherichia Coli merupakan bagian flora normal saluran usus, namun Escherichia Coli merupakan penyebab penyakit diare mulai dari tingkat sedang hingga gawat yang kadang-kadang timbul pada manusia dan hewan, dengan mekanisme:
Dengan produksi enterotoksin yang secara tidak langsung menyebabkan kehilangan cairan;
Dengan invasi yang sebenarnya lapisan epitelium dinding usus, yang menyebabkan peradangan dan kehilangan cairan.
Escherichia Coli yang menyebabkan diare akut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, antara lain:
Escherichia Coli Enteropatogenetik
Bakteri ini menyebabkan gastroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang berumur 2 tahun. Mekanisme kelompok bakteri ini menyerang usus halus kosong (jejunum) dan ujung usus halus (ileum).
Escherichia Coli Enteroinvasif
Serotipe-serotipe Escherichia coli tertentu selain yang enteropatogenetik ditemukan sebagai penyebbab diare pada anak-anak yang lebih besar dan pada orang dewasa. Mereka ini menyerang sel-sel epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis. Galur-galur bakteri ini dikenal sebagai enteroinvasif.
Escherichia Coli Enterotoksigenik
Jenis bakteri ini menghasilkan enterotoksin. Mereka ini menghasilkan salah satu atau kedua macam toksin yang berbeda. Beberapa galur menghasilkan toksin yang tahan panas (TP), sedangkan yan lain sebagai tambahan mensintesis juga toksin yang tidak tahan panas (TTP). Beberapa galur hanya menghasilkan TTP. Kedua macam toksin tersebut menyebabkan diare pada orang dewasa dan anak-anak.
Escherichia Coli tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki kandung kemih dapat menyebabkan sistitis, yaitu merupakan suatu peradangan pada selaput lendir usus.
Escherichia Coli menghasilkan paling sedikit dua sitotoksin ‘human-derived’ dan satu ‘porcine-derived’, yang disebut verotoksin, karena efek sitotoksik irreversibel toksin tersebut pada kultur sel Vero, suatu galur yang dikembangkan dari sel ginjal monyet hijau Afrika. Verotoksin Escherichia Coli (VETC) dihubungkan dengan tiga sindrom manusia yaitu diare, kolitis hemoragik, dan sindrom uremik hemolitik (HUS).

DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, dkk. 2003. MIKROBIOLOGI, COMMON TEXTBOOK (EDISI REVISI), JICA. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Pelczar, Michael dan Chan. 1988. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI 2. Alih Bahasa: Ratna Siri Hadioetomo, dkk. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Volk dan Wheeler. 1990. MIKROBIOLOGI DASAR, EDISI KELIMA, JILID 2. Alih Bahasa: Markham, M.Sc. Jakarta: Penerbit Erlangga.


7. IDENTIFIKASI (KUALITATIF)
Untuk menguji keberadaan bakteri Escherichia Coli, dapat digunakan serangkaian uji, yang biasanya disebut uji IMViC. Setiap huruf (kecuali huruf I, yang digunakan untuk alasan fonetik) mempunyai arti sifat atau produk yang dapat digunakan untuk menciri Escherichia Coli. Media yang digunakan dan penafsirannya adalah sebagai berikut:
I Medium pepton yang kaya akan asam amino triptofan diinokulasi dan dibiarkan tumbuh selama 24 jam. Maka bakteri Escherichia Coli akan membuat enzim triptofanase yang akan membentuk indol. Terbentuknya indol tersebut menunjukkan adanya bakteri Escherichia Coli.
M Metil merah adalah indikator asam-basa yang berubah menjadi merah dalam medium yang sedikit asam. Jadi, jika metil merah ditambahkan pada medium biakan yang mengandung glukosa yang di dalamnya organisme telah tumbuh selama 18 sampai 24 jam, warna merah menunjukkan bahwa asam organik telah terbentuk sebagai akibat fermentasi glukosa. Escherichia Coli membentuk banyak asam dan adalah positif terhadap metil merah.
V Uji Voges-Proskauer mendeteksi adanya asetoin (juga disebut asetil-metil-karbinol), jadi kehadirannya menunjukkan adanya fermentasi 2,3 butilen glikol yang negatif untuk Escherichia Coli.
C Huruf C ini merupakan huruf terakhir dalam uji IMViC yang berarti sitrat. Uji ini hanya menentukan apakah organismeyang dimasalahkan dapat tumbuh dengan menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Walaupun Escherichia Coli memiliki enzim yang diperlukan untuk metabolisme sitrat, tetapi Escherichia Coli tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon, karena sitrat tidak dapat memasuki sel Escherichia Coli.
Teknik Penyaring Membran
Penyaring membran dapat digunakan untuk mendeteksi adanya bakteri dalam air dan bahan lain. Membran selulosa asetat membiarkan air lewat dengan mudah, tetapi merangkap bakteri pada permukaannya.
Media Selektif dan Diferensial (“Agar Eosin-Methylene Blue” [EMB agar])
Laktosa dan zat pewarna eosin serta metilen biru mampu membedakan antara enterik yang memfermentasir laktosa dengan nonfermenter sebaik identifikasi terhadap bsilus colon Escherichia Coli. Koloni Escherichia Coli tersebut kelihatan biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik yang disebabkan besarnya kuantitas asam yang dihasilkan dan pengendapan zat pewarna di atas permukaan pertumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, dkk. 2003. MIKROBIOLOGI, COMMON TEXTBOOK (EDISI REVISI), JICA. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Pelczar, Michael dan Chan. 1988. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI 2. Alih Bahasa: Ratna Siri Hadioetomo, dkk. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Volk dan Wheeler. 1990. MIKROBIOLOGI DASAR, EDISI KELIMA, JILID 2. Alih Bahasa: Markham, M.Sc. Jakarta: Penerbit Erlangga.

8. IDENTIFIKASI (KUANTITATIF, TERMASUK PRINSIP DASAR REAKSI DAN KERJA INSTRUMEN/ALAT)
Penentuan nilai IPB (Indeks Pencemar Biologis) atau Biological Indices of pollution (BIP) suatu perairan, pada umumnya dilakukan kalau air dari suatu sumber perairanakan digunakan sebagai bahan baku untuk kepentingan pabrik/industri (sebagai air proses, air pendingin), untuk kepentingan rekreasi (berenang). Makin tinggi nilai IPB maka makin tinggi kemungkinan deteriosasi/korosi materi di dalam sistem pabrik (logam-logam yang mengandung Fe dan S), ataupun terhadap kemungkinan adanya kontaminasi badan air oleh organisme patogen. Nilai IPB ditentukan dengan menggunakan rumus:

IPB = B/(A+B) ×100

Teknik MPN (Most Probable Number) atau JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat). Penentuan JPT dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi berjumlah 3-3- atau 5-5-5 tanpa memperhatikan apakah di dalam kelompok tersebut termasuk Coli fekal (FCB/Fecal Coliform Bacterial) ataupun non-FCB. Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa, sebanyak 9 (3-3-3) atau 15 (5-5-5) tabung, masing-masing berisi 9 ml kaldu laktosa dilengkapi dengan tabung Durham dalam posisi terbalik. Untuk pengujian yang menggunakan 9 tabung, pada 3 seri tabung pertama diisi dengan 10 ml sampel air, 3 seri tabung kedua diisi dengan 1 ml sampel air, dan 3 seri tabung ke-tiga diisi dengan 0,1 ml sampel air. Perbedaan kedua kelompok tersebut dilakukan berdasarkan temperatur inkubasi, yaitu untuk FCB (42 ± 1C) dan untuk non-FCB (37 ± 1C). Setelah masa inkubasi 1-4 × 24 jam diamati timbulnya gas (gelembung udara pada tabung Durham) dan asam (media menjadi keruh). Koliform fekal juga dapat tumbuh pada kaldu EC pada temperatur 44,5C dan pada agar M-FC menghasilkan koloni biru pada temperatur 44,5C.

DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, dkk. 2003. MIKROBIOLOGI, COMMON TEXTBOOK (EDISI REVISI), JICA. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

9. PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT DAN TUNTUTAN YANG DIBERLAKUKAN
Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml air harus dipenuhi.
Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP 82/2001 tentang Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kandungan E-coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari 10.000.
PP RI No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

DAFTAR PUSTAKA www.Tempointeraktif.com-BakteriE-Coli-Cemari-68-persen-Air.Jakarta.mht


10. IDE-IDE PENANGANAN (PREVENTIF DAN KURATIF)
Tindakan Preventif
Memasak air yang akan dikonsumsi dengan baik dan benar
Mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar
Membuat septic tank komunal dan sistem sanitasi perkotaan
Tindakan Kuratif
Apabila seseorang telah terserang penyakit akibat bakteri Escherichia Coli, maka dapat diberikan pengobatan dengan antibiotik sulfonamida, streptomisin, tetrasiklin.
DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, dkk. 2003. MIKROBIOLOGI, COMMON TEXTBOOK (EDISI REVISI), JICA. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
www.Tempointeraktif.com-BakteriE-Coli-Cemari-68-persen-Air.Jakarta.mht

Tidak ada komentar:

Posting Komentar